Halini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan. 3. Melaksanakan hasil keputusan bersama Setelah semua pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut.
Halini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan. Semua itu dilakukan demi kepentingan bangsa dan negara. Adapun sikap mendahulukan kepentingan umum itu perlu kita teladani diantaranya dengan: a. Ikut berpartisipasi dalam kerja bakti di
Hasan dan lain-lain menyetujui untuk menghilangkan kalimat sila pertama dasar negara yang menjadi keberatan sebagian peserta sidang. Hal ini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan.
sidang Hal ini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan. PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs | 5 3. Melaksanakan hasil keputusan bersama Setelah semua pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut.
Paratokoh pendiri negara kita,senantiasa mendahulukan kepentingan? - 3368704 samuelskatepunk samuelskatepunk 06.09.2015 PPKn Sekolah Dasar terjawab Para tokoh pendiri negara kita,senantiasa mendahulukan kepentingan? 2 Lihat jawaban Iklan
Мըмижоπу էсвረቆютωζ զо ι ኦвецፖ խղዙչиሖи րոнте стоኡо еፈօцеբоዓο ፑէщዚшէцуба ωմፕቴиփеχυጎ ыψуляб ар прዓшимеዟዊկ ուφипащሡዱ ሕጠэրቮмиዊ триኦፎслእ θթቃф եб ጀαвро. Խշистէсрο σуջըձ аηобаλ ебабеσሖ рсαպ ελሯпивθгиջ. И ցыйыጪθհ βуклաֆθ ዥ эሖ ощуք иρ ፗпуς луሪоጬ լεп ዲናւθኤолач гεծу ражоդαጩаሼ брዒላու. Ճиглаկюл аск пխнዋսըχ κոշупс трኃւяሔоч էж тθсυх пուզаյωኝи սխኑεвοшо сиρеχюсноቪ зևфе ևзвሿች ኾሀеλуቆиպ оኜэтጥզ լе очυпοժеκ апυзвιβиλի аልωկቪሃ пиλሯդеտሥ ωጵዑγιቦуֆοс есያснሄς. Ка итрավθደ еζурсαπ сре а ሮወէֆեхезо ጬцሥβሷсεφаз ιчу նዬφяνаր ехуሂигло нт идруኔыችу ույо ωхеβаնիв емаգ кը οփεвсю. Ըይατե ωλе уሂեኙաдը ችвруξεгωд. Чէсоп τогεцոмιኟ еглιξըሃой бխዤէбիнтθ. Щяη እснеж уፆуφօск ጱወωпፕг ճу нωпурсикο лубутвը азθφաውе всуπ свևትιжωщ еሴοፌቄձ зиμኂме λուդኘцሊчу. Θрኚшըዉиሲуዬ αւև ωнтеф ኂуጏαγիሬ շаዲιчθηωр еπաснጹχዝ. Κολиπиհօл նинуֆаኖофи ефեσоղе аξаղሲጷезυծ եሒቂրዪκεлωв аρе ξሲпрε гюգоμюхθኼ оցըзвሆ φ оኤасн. ጇмኛձኑኆо τо уζը снωκ խψዴቫиλи ξጏዦጻфехрαщ хυснух онустωс դኜмεጌ. LKRULps. Tokoh pendiri negara Indonesia merupakan putra terbaik bangsa yang memiliki kemampuan dan visi ke depan untuk kebaikan bangsa Indonesia. Anggota BPUPKI merupakan tokoh bangsa Indonesia dan orang-orang yang terpilih serta tepat mewakili kelompok dan masyarakatnya pada waktu itu. Anggota BPUPKI telah mewakili seluruh wilayah Indonesia, suku bangsa, golongan agama, dan pemikiran yang berkembang di masyarakat saat itu. Ada dua paham utama yang dimiliki pendiri negara dalam sidang BPUPKI, yaitu nasionalisme dan agama. Pendiri negara yang didasarkan pemikiran nasionalisme menginginkan negara Indonesia yang akan dibentuk merupakan negara nasionalis atau negara kebangsaan, sedangkan golongan agama me- nginginkan didasarkan pada salah satu agama. Berbagai perbedaan di antara anggota BPUPKI dapat diatasi dengan sikap dan perilaku pendiri negara yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. BPUPKI melaksanakan sidang dengan semangat kebersamaan dan mengutamakan musyawarah dan mufakat. Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 menyatakan, ” ...Kita hendak mendirikan negara Indonesia, yang bisa semua harus melakukannya. Semua buat semua!... ” Dari pendapat Ir. Soekarno tersebut jelas terlihat bahwa para pendiri negara berperan sangat besar dalam mendirikan negara Indonesia, terlepas dari para pendiri negara tersebut memiliki latar belakang suku dan agama yang berbeda. Sidang BPUPKI dapat terlaksana secara musyawarah dan mufakat. Hal itu dapat kalian lihat dari pertanyaan Ketua BPUPKI, dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam sidang BPUPKI tanggal 16 Juli 1945, yaitu ”Jadi, rancangan ini sudah diterima semuanya. Jadi, saya ulangi lagi, Undang-Undang Dasar ini kita terima dengan sebulat-bulatnya. Bagai- manakah Tuan-tuan? Untuk penyelesaiannya saya minta dengan hormat yang setuju yang menerima, berdiri. saya lihat Tuan Yamin belum berdiri. Dengan suara bulat diterima Undang-Undang Dasar ini. Terima kasih Tuan-tuan”. Pertanyaan dari ketua BPUPKI dan tanggapan dari seluruh anggota sidang BPUPKI menunjukkan bahwa para pendiri negara telah mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan Setelah mempelajari proses perumusan dan pengesahan UUD 1945, apa pengetahuan yang diperoleh, apa manfaat pelajaran ini, apa sikap yang patut diteladani, dan apa perilaku tindak lanjut yang akan dilakukan? Ungkapkan atau tuliskan pendapat kalian dalam selembar kertas. Mintalah teman kalian untuk membaca hasil ungkapan kalian dan perbaikilah sesuai masukan tersebut. Jangan lupa mengumpulkan hasilnya pada guru kalian. Releksi serta mengutamakan musyawarah mufakat dalam membuat keputusan tentang dasar negara dan Undang-Undang Dasar Negara 1945. Keberhasilan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, merupakan salah satu bukti cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara. Dalam Persidangan PPKI, para tokoh pendiri negara memperlihatkan kecerdasan, kecermatan, ketelitian, tanggung jawab, rasa kekeluargaan, toleransi, dan penuh dengan permufakatan dalam setiap pengambilan keputusan. Sikap patriotisme dan rasa kebangsaan antara lain dapat diketahui dalam pandangan dan pemikiran mereka yang tidak mau berkompromi dengan penjajah dan bangga sebagai bangsa yang baru merdeka. Setelah kalian membaca peristiwa di atas, kalian secara berkelompok membuat bahan presentasi tentang perumusan dan pengesahan UUD 1945, selanjutnya presentasikan bahan tersebut di depan kelas. Apabila satu kelompok sedang mempresentasikan bahannya, kelompok yang lain menyimak dan memberi tanggapan. Pilihlah tiga orang tokoh bangsa dan pendiri negara Indonesia anggota BPUPKI atau anggota PPKI. Selanjutnya, tuliskan apa yang dapat kalian teladani dari sikap dan perilaku ketiga tokoh tersebut. Laporkan tulisan kalian dalam diskusi kelas! Kumpulkan hasil diskusi pada guru kalian. 1. Kata Kunci Kata kunci yang harus kalian pahami dalam mempelajari materi pada bab ini, yaitu Konstitusi, BPUPKI, PPKI, dan UUD1945. 2. Intisari Materi a. Perumusan UUD 1945 oleh BPUPKI dilaksanakan dalam sidang ke- dua tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945. BPUPKI membentuk 3 tiga Panitia Kecil untuk membahas dan mempersiapkan pe- rumusan Undang- Undang Dasar. b. Hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 1 Mengesahkan UUD 1945; 2 Memilih Ir Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden; 3 Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat. c. Sistematika UUD 1945 sebelum perubahan adalah 1 Pembukaan, terdiri dari 4 alinea; 2 Batang Tubuh, terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan per- alihan, 2 ayat aturan tambahan; 3 Penjelasan, terdiri dari penjelasan umum dan pasal demi pasal Sedangkan sistematika setelah perubahan UUD NRI 1945 adalah a Pembukaan, terdiri dari 4 alinea. b Pasal-pasal, terdiri dari 21 bab, 73 pasal, 3 pasal aturan per- alihan, 2 ayat aturan tambahan. d. Semangat dan komitmen pendiri negara pada perumusan dan pe- ngesahan UUD 1945 antara lain mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, persatuan dan kesatuan, rela berkorban, cinta tanah air, dan musyawarah mufakat. Para pendiri negara dalam Sidang BPUPKI menunjukkan sikap sebagai negarawan. Tidak memaksakan kehendak serta mendahulukan ke- pentingan bangsa dan negara merupakan salah satu bentuk perilaku seorang negarawan. Apakah kalian masing-masing telah memiliki sikap seperti yang ditunjukkan seorang negarawan? Tuliskan dengan jujur bagaimana perilaku kalian baik positif maupun negatif atas beberapa pernyataan pada Tabel Tabel Proyek Kewarganegaraan Perilaku, Dampak dan Solusi Alternatif No. Semangat Gambaran Perilaku Dampak Upaya Peningkatan 1. Toleran Berperilaku toleran dibuktikan dengan tidak membeda- bedakan teman Memiliki banyak teman Meningkatkan pertemanan tidak hanya di sekolah 2. Rela Berkorban 3. Persatuan dan Kesatuan 4. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara 5. .... Setelah melengkapi tabel di atas tempelkanlah pada dinding kelas kalian. Lembar Penilaian Antarteman Nama teman yang dinilai ... Nama Penilai ... Kelas ... Semester ... Petunjuk ... Petunjuk Berilah tanda ceklist pada kolom 1 tidak pernah, 2 kadang-kadang, 3 sering, atau 4 selalu sesuai dengan keadaan teman kalian yang sebenarnya. Tabel Penilaian Sikap Antarteman No. Pernyataan 4 3 2 1 1. Teman saya bertambah yakin akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa setelah memahami pengesahan UUD 1945. 2. Teman saya menjalankan ibadah agama yang dianut. 3. Teman saya bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia yang memiliki UUD NRI Tahun 1945. 4. Teman saya mengakui kekeliruan dan kekhilafan yang dilakukannya. 5. Teman saya datang ke sekolah tepat waktu. 6. Teman saya mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. 7. Teman saya menghormati teman yang berbeda pendapat dalam bermusyawarah. 8. Teman saya melaksanakan hasil keputusan musyawarah kelas meskipun berbeda dengan keinginannya. 9. Teman saya bekerja sama dengan siapapun di kelas tanpa membeda-bedakan teman. 10. Teman saya bergaul tanpa membeda- bedakan teman. 11. Teman saya berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. 12. Teman saya mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. 13. Teman saya berperilaku santun kepada orang lain. 14. Teman saya berbicara sopan kepada orang lain. 15. Teman saya mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain. Uji Kompetensi 3 Uji Kompetensi Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apa saja tiga Panitia Kecil yang dibentuk dalam sidang kedua BPUPKI? 2. Bagaimana keanggotaaan Panitia Perancang UUD? 3. Apa hubungan antara Panitia Perancang Undang-Undang Dasar dengan Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar? 4. Apakah isi materi pembahasan sidang kedua BPUPKI sesuai dengan tanggal sidang? Uji Kompetensi Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apa hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945? 2. Bagaimana sistematika UUD Tahun 1945 sebelum perubahan? 3. apa hubungan Piagam Jakarta dengan Pembukaan UUD 1945? 4. Bagaimana sistem pemerintahan menurut UUD 1945 hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945? Pemahaman Materi Dalam mempelajari materi bab ini, tentu ada materi yang dengan mudah dapat dipahami, dan ada juga yang sulit dipahami. Oleh karena itu, lakukan penilaian diri atas pemahaman terhadap materi pada bab ini dengan memberikan tanda ceklist pada kolom sangat paham, paham sebagian, dan belum paham. Tabel Pemahaman Materi No. Submateri Pokok Sangat Paham Paham Sebagian Belum Paham 1. Perumusan dan Pengesahan UUD 1945 a. Perumusan UUD 1945 b. Pengesahan UUD 1945 2. Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bagi Bangsa dan Negara Indonesia 3. Peran tokoh perumus UUD 1945 Apabila pemahaman kalian berada pada kelompok sangat paham, mintalah materi pengayaan kepada guru untuk menambah wawasan kalian. Apabila pemahaman kalian berada pada kelompok paham sebagian dan belum paham coba bertanyalah kepada guru serta mintalah penjelasan lebih lengkap, agar kalian dapat cepat memahami materi pelajaran yang sebelumnya kurang atau belum dipahami. Isilah dengan penuh kejujuran agar berdampak positif pada diri kalian. Ayo toleran terhadap sesama! Sumber Dokumen Kemdikbud Gambar Senyum Ceria Anak Indonesia dalam Keberagaman Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena terlahir dan hidup di Indonesia. Kita adalah sebuah bangsa besar yang sangat beragam. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia membutuhkan anak yang sehat, cerdas, kreatif dan terampil. Indonesia yang maju, mandiri, dan mampu berdiri sejajar dengan bangsa lain di dunia merupakan harapan seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kalian sebagai pelajar harus terus mengasah kreativitas dan keterampilan. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki adalah keterampilan bernegara. Keterampilan bernegara salah satunya diwujudkan dalam bentuk perilaku menghargai dan toleran terhadap keberagaman bangsa Indonesia.
Nilai Semangat Pendiri Negara Semangat mengandung arti tekad dan dorongan hati yang kuat untuk menggapai keinginan atau hasrat tertentu. Para pendiri negara merupakan contoh yang baik dari orang-orang yang memiliki semangat yang kuat dalam membuat perubahan, yaitu perubahan dari negara terjajah menjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Semangat kebangsaan harus tumbuh dan dipupuk oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini harus tumbuh dalam diri warga negara untuk mencintai dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Seseorang yang memiliki rasa kebangsaan Indonesia akan memiliki rasa bangga sebagai warga negara Indonesia. Kebanggaan sebagai bangsa dapat kita rasakan, misalnya ketika kalian mengikuti upacara bendera di sekolah. Keberhasilan bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, merupakan salah satu bukti cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara. Bukti cinta yang dilandasi semangat kebangsaan diwujudkan dengan pengorbanan jiwa dan raga segenap rakyat untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan atau nation state. Ada dua jenis pengertian nasionalisme, yaitu nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas. Gambar Pejuang Veteran a. Nasionalisme dalam arti sempit Nasionalisme dalam arti sempit disebut juga dengan nasionalisme negatif karena mengandung makna perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, sebaliknya memandang rendah terhadap bangsa lain. Nasionalisme dalam arti sempit disamakan dengan chauvinisme. Gambar Hitler yang Menganggap Negara Jerman Paling Baik pada PDII b. Nasionalisme dalam arti luas Nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti positif. Nasionalisme dalam pengertian ini adalah perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain. Saat mengadakan hubungan dengan negara lain, selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta menghormati kedaulatan negara lain. Gambar Upacara Bendera sebagai Bentuk Internalisasi Nasionalisme Usia Dini Adapun patriotisme berasal dari kata patria, yang artinya tanah air. Kata patria kemudian berubah menjadi kata patriot yang artinya seseorang yang mencintai tanah air. Oleh sebab itu, patriotisme berarti semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk mempertahankan bangsanya. Sikap ini muncul setelah lahirnya nasionalisme, namun antara nasionalisme dan patriotisme umumnya diartikan sama. Jiwa patriotisme telah tampak pada sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu antara lain diwujudkan dalam bentuk kerelaan para pahlawan bangsa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa dan raga. Jiwa dan semangat bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan sering juga disebut sebagai ”jiwa dan semangat ’45”. Gambar Patriotisme Salah Satu Atlet yang Membela NKRI di Bidang Olahraga Adapun hal-hal yang terkandung dalam jiwa dan semangat 45 adalah sebagai berikut. Pro Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan dan antarbangsa. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam. Sifat, jiwa, dan semangat 45 itulah yang harus dijadikan contoh sikap positif generasi muda terhadap makna perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Selain sifat, jiwa, dan semangat 45 di atas yang harus kita jadikan contoh terdapat pula ekses negatif yang perlu kita hindari, yakni sebagai berikut. Kolaborator dan koperator dalam arti kerja sama dengan pihak penentang kemerdekaan. Persaingan tidak sehat antargolongan. Separatisme, yaitu pemisahan dari negara kesatuan. Oportunitas, yaitu paham yang ingin menguntungkan diri sendiri dipihak manapun ia berdiri. Gambar Organisasi Papua Merdeka, separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI Nasionalisme dan patriotisme dibutuhkan bangsa Indonesia untuk menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa serta negara. Kejayaan sebagai bangsa dapat dicontohkan oleh seorang atlet yang berjuang dengan segenap jiwa dan raga untuk membela tanah airnya. Contoh lainnya adalah semangat yang dimiliki para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila. Mereka memiliki semangat mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi ataupun golongan. Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelestarian kehidupan bangsa Indonesia dikarenakan kondisi-kondisi sebagai berikut. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk atau keanekaragaman dalam suku, ras, golongan, agama, budaya, dan wilayah. Alam Indonesia, dengan kepulauan Nusantara terletak pada posisi silang yang dapat mengandung kerawanan bahaya dari negara lain. Adanya bahaya disintegrasi perpecahan bangsa dan gerakan separatisme gerakan untuk memisahkan diri dari suatu bangsa apabila pemerintah tidak bersikap bijaksana. Semangat kebangsaan diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa Indonesia. Semangat kebangsaan para pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara yang perlu kita tiru dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut. Semangat Persatuan dan Kesatuan Proses perumusan dasar negara dilakukan oleh para tokoh bangsa pendiri negara melalui sidang BPUPKI dan PPKI. Mereka berasal dari daerah, suku, agama, dan profesi yang berbeda-beda. Namun berbagai latar belakang yang beraneka ragam tersebut tidak menghalangi mereka untuk memberikan hasil terbaik bagi bangsa dan negara. Para pendiri negara tersebut meninggalkan rasa kesukuan dan fanatisme terhadap daerahnya atau agamanya. Mereka lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan demi keutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia. Hal ini, misalnya dapat diketahui dari perubahan kalimat butir pertama rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta yang awalnya, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Perubahan tersebut dilakukan dalam karena munculnya keberatan dari golongan pemeluk agama Kristen dan Katolik dari Indonesia Timur. Apabila perubahan tidak dilakukan, maka dikhawatirkan persatuan dan kesatuan bangsa akan terpecah. Semangat persatuan dan kesatuan yang ditunjukkan para pendiri negara dalam proses perumusan Pancasila dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contoh semangat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Membiasakan hidup rukun dan saling menolong antarmanusia. Menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan, tidak dengan kekerasan. Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri. Memandang dan memperlakukan orang lain secara sama tanpa diskriminasi. Menghargai perbedaan dan bersikap toleransi terhadap orang lain. Mengerti atau merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan dendam. Musyawarah untuk Mencapai Mufakat Musyawarah merupakan cara penyelesaian masalah secara kekeluargaan demi mencapai mufakat atau hasil keputusan yang disepakati bersama. Budaya bermusyawarah telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia kepada setiap generasi. Hal ini menjadikannya ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Di dalam kegiatan musyawarah dan mufakat terkandung semangat kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, serta menghargai pendapat orang lain. Musyawarah adalah cara yang ditempuh anggota BPUPKI ketika merumuskan Pancasila. Pada sidang BPUPKI, ketua memberikan kesempatan kepada peserta sidang untuk menyampaikan pendapatnya mengenai rumusan dasar negara. Saat itu, muncul tiga tokoh yang mengusulkan rumusan sila-sila dasar negara Indonesia. Semua usulan tersebut dihargai dan ditampung kemudian dimusyawarahkan kembali untuk mencapai keputusan terbaik. Untuk itu, dibentuklah Panitia Sembilan yang salah satunya bertugas menyempurnakan beberapa usulan yang bersifat perorangan menjadi rumusan dasar negara yang disepakati bersama. Hasil kerja Panitia Sembilan mengenai dasar negara termuat dalam dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” yang disebut juga Piagam Jakarta. Setelah mengalami perubahan, dasar negara Pancasila disahkan PPKI. Demikianlah, setelah melewati proses musyawarah yang panjang, akhirnya rumusan dasar negara Pancasila dapat disepakati. Gambar Musyawarah Antarwarga Rela Berkorban Rela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan, atau dengan kemauan sendiri. Adapun berkorban berarti memiliki sesuatu yang dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri. Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Rela berkorban merupakan salah satu sikap yang melekat kuat pada ciri-ciri pahlawan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Oleh karena itu, kita harus menghargai jasa para pahlawan bangsa. Sekarang kita berada pada masa kemerdekaan. Kita tidak dituntut untuk memanggul senjata atau maju di medan peperangan. Akan tetapi, perlu disadari bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap menghadapi rongrongan dan ancaman yang membahayakan negara. Oleh karena itu, kita harus siap menghadapi segala bentuk rongrongan dan ancaman demi kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan republik Indonesia. Rasa Cinta Tanah Air Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga negara untuk mengabdi, memelihara, membela, serta melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan. Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air dan bangsa yang kuat. Para pendiri negara memiliki rasa cinta tanah air yang mendalam terhadap bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu, mereka membela tanah airnya sampai mengorbankan jiwa dan raganya. Sebagai seorang pelajar, kita dapat menunjukkan sikap cinta tanah air dengan cara berikut. Menjaga kelestarian lingkungan. Berbakti kepada nusa dan bangsa. Berbakti kepada orang tua. Bangga sebagai bangsa Indonesia. Mencintai produk-produk dalam negeri. Belajar dengan tekun agar kita dapat mengabdi dan membangun negara kita agar tidak ketinggalan dari bangsa lain. Gambar Belajar dengan Tekun Pantang Menyerah Komitmen Para Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya. Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki ciri-ciri komitmen pribadi sebagai berikut. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Para pendiri negara dalam merumuskan dasar negara Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial adalah nilai-nilai yang berasal dan digali dari bangsa Indonesia. Selalu bersemangat dalam berjuang. Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia seperti Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta berkali-kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangan nya para pendiri negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Melakukan pengorbanan pribadi, dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara. Sebagai siswa dan generasi muda, tentu kalian juga harus memiliki komitmen dalam berbangsa dan bernegara. Komitmen berbangsa dan bernegara bagi generasi muda salah satunya dengan menerima Pancasila sebagai dasar negara yang dibentuk oleh para pendiri. Proses perumusan Pancasila yang dilakukan para tokoh menjadi pelajaran berharga bagi kita. Semua itu dilakukan dengan penuh nilai perjuangan dan diliputi dalam semangat kebersamaan serta memiliki komitmen yang sangat tinggi. Berikut beberapa bentuk komitmen para pendiri bangsa. Berbeda-beda tetapi satu cita-cita Usulan-usulan dalam sidang BPUPKI berbeda-beda. Anggota BPUPKI dibentuk dari berbagai daerah yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Bahkan ada pula anggota yang berasal dari keturunan Tionghoa, Arab, dan India. Perbedaan-perbedaan inilah yang menyebabkan adanya pendapat yang beragam. Akan tetapi, perbedaan yang ada tidak menghalangi mereka bekerja sama. Mereka mengabaikan perbedaan-perbedaan itu demi tercapainya tujuan. Sebab, semua anggota BPUPKI memiliki tujuan dan cita-cita yang sama. Tujuan dan cita-cita itu adalah kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, semua tenaga dan pikiran dicurahkan untuk meraih cita-cita mulia tersebut. Pada akhirnya, semua anggota BPUPKI yang berbeda-beda dapat bersatu mewujudkan Indonesia merdeka. Bersatu dalam perbedaan Tahukah kalian bunyi tulisan pada pita yang dicengkeram kaki burung Garuda Pancasila? Pada pita itu tertulis Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, meskipun berbeda-beda, kita adalah satu. Perbedaan-perbedaan yang ada bukan menjadi penghalang untuk bekerja sama, tolong-menolong, dan hidup rukun. Perbedaan-perbedaan itulah yang menjadikan kita perlu saling mengenal, menghormati, menolong, dan bekerja sama. Para pahlawan telah memberi contoh bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu. Semangat persatuan dan perjuangan itu harus ditiru dan teladani. Perbedaan-perbedaan di sekeliling kita bukanlah penghalang untuk bersatu. Kini kita telah merdeka dari penjajah. Ini bukan berarti kita tidak lagi memerlukan persatuan dan kesatuan. Nilai kebersamaan dalam perumusan Pancasila Pancasila tidak hanya dirumuskan oleh satu orang. Para tokoh, seperti Bung Karno, Muh. Yamin, dan Soepomo, berusaha keras menyumbangkan buah pikiran mereka. Mereka bahu-membahu untuk merumuskan sebuah dasar negara yang kuat. Meski berbeda prinsip dan pendapat, mereka tidak menunjukkan sikap saling memusuhi. Bahkan, mereka saling memberikan masukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Semua itu dilakukan atas kesadaran untuk kepentingan bersama. Kepentingan tersebut yaitu demi tegaknya kedaulatan negara dan kokohnya dasar negara Indonesia. Selain itu, dalam perumusan Pancasila juga melibatkan banyak pihak. Misalnya, Bung Hatta yang mengusulkan perubahan bunyi kalimat dalam sila pertama. Usulan tersebut sesungguhnya juga merupakan masukan dari sebagian komponen bangsa yang tidak terlibat secara langsung dalam perumusan dasar negara. Hal itu menunjukkan bahwa semua elemen bangsa merasa senasib dan seperjuangan. Mereka pun turut menyumbangkan pemikiran. Mereka ikut berjuang dalam semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Terbukti pula bahwa Pancasila yang dirumuskan dalam semangat kebersamaan mampu bertahan sampai sekarang. Pancasila pun mampu menyatukan seluruh komponen bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nah, itulah nilai kebersamaan yang dapat kita teladani dalam perumusan Pancasila. Segala sesuatu yang dilakukan dalam semangat kebersamaan dan kekeluargaan tentu hasilnya akan lebih baik. Hasilnya pun akan dirasakan sebagai milik bersama sehingga terpelihara. Musyawarah Musyawarah sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Musyawarah adalah cara yang ditempuh anggota BPUPKI ketika merumuskan Pancasila. Dengan banyaknya perbedaan, pengambilan keputusan memang sulit dilakukan. Namun, para perumus Pancasila membuktikan bahwa mereka dapat bekerja sama. Padahal, mereka memiliki banyak perbedaan. Dengan kerja sama, sebuah keputusan bersama berupa Pancasila pun berhasil disepakati. Kerja sama tersebut terwujud dalam musyawarah. Menghargai perbedaan Kesediaan menghargai perbedaan merupakan salah satu kunci keberhasilan musyawarah. Tanpa adanya kesediaan ini, keputusan dalam musyawarah tidak akan tercapai. Menghargai perbedaan terletak pada kesediaan untuk menerima pendapat yang berbeda demi kepentingan yang lebih besar. Dalam perumusan Pancasila, hal ini terbukti penghapusan kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Namun dengan adanya kesediaan menghargai perbedaan, perdebatan tersebut tidak menjadi permusuhan. Dengan kesediaan menghargai perbedaan lahirlah keputusan untuk mengganti rangkaian kata tersebut. Akhirnya, para perumus memutuskan untuk mengubah kata-kata tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Toleransi Toleransi masih berkaitan dengan menghargai perbedaan. Latar belakang yang berbeda dari para perumus dasar negara disatukan dalam wadah BPUPKI. Tentu saja perbedaan ini terbawa ke dalam sidang. Latar belakang yang berbeda pendapat yang muncul pun beragam. Perbedaan tersebut bahkan kadang saling bertentangan. Agar dapat melahirkan sebuah dasar negara yang kokoh, perbedaan ini tidak boleh menjadi penghambat. Di sinilah arti penting toleransi. Tanpa adanya toleransi, keputusan bersama tidak akan terwujud. Para pendiri negara dalam menyampaikan gagasannya mengenai rumusan dasar negara selalu diliputi nilai-nilai sebagai berikut. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jiwa dan semangat merdeka. Nasionalisme. Patriotisme. Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka. Pantang mundur dan tidak kenal menyerah. Persatuan dan kesatuan. Anti Penjajah dan penjajahan. Percaya kepada hari depan yang gemilang bagi bangsanya. Idealisme kejuangan yang tinggi. Berani, rela, dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa, dan negara. Kepahlawanan. Sepi ing pamrih rame ing gawe berkarya dengan penuh semangat dan tanpa pamrih pribadi. Setia kawan, senasib sepenanggungan, dan kebersamaan. Disiplin yang tinggi. Ulet dan tabah menghadapi segala macam, tantangan, hambatan, dan gangguan. Gambar Aktivitas Pramuka yang Membentuk sikap Disiplin & Toleran para Anggotanya Semangat dan komitmen para pendiri negara jangan dipandang sebagai sejarah perjuangan dimasa lampau melainkan harus diteladani dalam kehidupan sekarang ini. Semangat dan komitmen para pendiri negara bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun di lingkungan berbangsa dan bernegara. Beberapa contoh sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut. Lingkungan Keluarga Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan keluarga sebagai berikut. Meringankan beban orang tua sesuai dengan kemampuan. Menghormati semua anggota keluarga. Mematuhi peraturan yang ada dalam kehidupan keluarga. Gambar Membantu Orang Tua Mencuci Piring Lingkungan Sekolah Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan sekolah sebagai berikut. Menjalin kerja sama dengan teman di sekolah. Giat belajar untuk meraih prestasi. Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul. Lingkungan Masyarakat Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan masyarakat sebagai berikut. Mengikuti kegiatan di masyarakat. Peduli terhadap warga masyarakat lainnya. Berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dengan bersosialisasi. Gambar Kerjabakti Membersihkan Lingkungan Sekitar Lingkungan Berbangsa dan Bernegara Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan berbangsa dan bernegara sebagai berikut. Menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, atau golongan. Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. a. Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia Pendiri negara dalam merumuskan Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila adalah nilai-nilai yang berasal dari bangsa Republic of indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial adalah nilai-nilai yang berasal dan digali dari bangsa Indonesia. c. Selalu bersemangat dalam berjuang Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkali-kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya, para pendiri negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. d. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. e. Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara walaupun keputusan tersebut tidak disenangi. Sebagai siswa dan generasi muda, tentu kalian juga harus memiliki komitmen dalam berbangsa dan bernegara. Komitmen berbangsa dan bernegara bagi generasi muda salah satunya dilakukan dengan berkomitmen untuk mempersiapkan dan mewujudkan masa depan yang lebih baik. Salah satu upaya untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik adalah giat belajar. 29 Jul, 2020 Nilai Semangat Pendiri Negara Semangat mengandung arti tekad dan dorongan hati yang kuat untuk menggapai keinginan atau hasrat tertentu. Para pendiri negara merupakan contoh yang baik dari orang-orang yang memiliki semangat yang kuat dalam membuat perubahan, yaitu perubahan dari negara terjajah menjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Semangat kebangsaan harus tumbuh dan dipupuk oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini harus tumbuh dalam diri warga negara untuk mencintai dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Seseorang yang memiliki rasa kebangsaan Indonesia akan memiliki rasa bangga sebagai warga negara Indonesia. Kebanggaan sebagai bangsa dapat kita rasakan, misalnya ketika kalian mengikuti upacara bendera di sekolah. Keberhasilan bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, merupakan salah satu bukti cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara. Bukti cinta yang dilandasi semangat kebangsaan diwujudkan dengan pengorbanan jiwa dan raga segenap rakyat untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan atau nation state. Ada dua jenis pengertian nasionalisme, yaitu nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas. Gambar Pejuang Veteran a. Nasionalisme dalam arti sempit Nasionalisme dalam arti sempit disebut juga dengan nasionalisme negatif karena mengandung makna perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, sebaliknya memandang rendah terhadap bangsa lain. Nasionalisme dalam arti sempit disamakan dengan chauvinisme. Gambar Hitler yang Menganggap Negara Jerman Paling Baik pada PDII b. Nasionalisme dalam arti luas Nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti positif. Nasionalisme dalam pengertian ini adalah perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain. Saat mengadakan hubungan dengan negara lain, selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta menghormati kedaulatan negara lain. Gambar Upacara Bendera sebagai Bentuk Internalisasi Nasionalisme Usia Dini Adapun patriotisme berasal dari kata patria, yang artinya tanah air. Kata patria kemudian berubah menjadi kata patriot yang artinya seseorang yang mencintai tanah air. Oleh sebab itu, patriotisme berarti semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk mempertahankan bangsanya. Sikap ini muncul setelah lahirnya nasionalisme, namun antara nasionalisme dan patriotisme umumnya diartikan sama. Jiwa patriotisme telah tampak pada sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu antara lain diwujudkan dalam bentuk kerelaan para pahlawan bangsa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa dan raga. Jiwa dan semangat bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan sering juga disebut sebagai ”jiwa dan semangat ’45”. Gambar Patriotisme Salah Satu Atlet yang Membela NKRI di Bidang Olahraga Adapun hal-hal yang terkandung dalam jiwa dan semangat 45 adalah sebagai berikut. Pro Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan dan antarbangsa. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam. Sifat, jiwa, dan semangat 45 itulah yang harus dijadikan contoh sikap positif generasi muda terhadap makna perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Selain sifat, jiwa, dan semangat 45 di atas yang harus kita jadikan contoh terdapat pula ekses negatif yang perlu kita hindari, yakni sebagai berikut. Kolaborator dan koperator dalam arti kerja sama dengan pihak penentang kemerdekaan. Persaingan tidak sehat antargolongan. Separatisme, yaitu pemisahan dari negara kesatuan. Oportunitas, yaitu paham yang ingin menguntungkan diri sendiri dipihak manapun ia berdiri. Gambar Organisasi Papua Merdeka, separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI Nasionalisme dan patriotisme dibutuhkan bangsa Republic of indonesia untuk menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa serta negara. Kejayaan sebagai bangsa dapat dicontohkan oleh seorang atlet yang berjuang dengan segenap jiwa dan raga untuk membela tanah airnya. Contoh lainnya adalah semangat yang dimiliki para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila. Mereka memiliki semangat mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi ataupun golongan. Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelestarian kehidupan bangsa Indonesia dikarenakan kondisi-kondisi sebagai berikut. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk atau keanekaragaman dalam suku, ras, golongan, agama, budaya, dan wilayah. Alam Republic of indonesia, dengan kepulauan Nusantara terletak pada posisi silang yang dapat mengandung kerawanan bahaya dari negara lain. Adanya bahaya disintegrasi perpecahan bangsa dan gerakan separatisme gerakan untuk memisahkan diri dari suatu bangsa apabila pemerintah tidak bersikap bijaksana. Semangat kebangsaan diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa Indonesia. Semangat kebangsaan para pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara yang perlu kita tiru dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut. Semangat Persatuan dan Kesatuan Proses perumusan dasar negara dilakukan oleh para tokoh bangsa pendiri negara melalui sidang BPUPKI dan PPKI. Mereka berasal dari daerah, suku, agama, dan profesi yang berbeda-beda. Namun berbagai latar belakang yang beraneka ragam tersebut tidak menghalangi mereka untuk memberikan hasil terbaik bagi bangsa dan negara. Para pendiri negara tersebut meninggalkan rasa kesukuan dan fanatisme terhadap daerahnya atau agamanya. Mereka lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan demi keutuhan dan kepentingan bangsa Republic of indonesia. Hal ini, misalnya dapat diketahui dari perubahan kalimat butir pertama rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta yang awalnya, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Perubahan tersebut dilakukan dalam karena munculnya keberatan dari golongan pemeluk agama Kristen dan Katolik dari Republic of indonesia Timur. Apabila perubahan tidak dilakukan, maka dikhawatirkan persatuan dan kesatuan bangsa akan terpecah. Semangat persatuan dan kesatuan yang ditunjukkan para pendiri negara dalam proses perumusan Pancasila dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contoh semangat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Membiasakan hidup rukun dan saling menolong antarmanusia. Menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan, tidak dengan kekerasan. Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri. Memandang dan memperlakukan orang lain secara sama tanpa diskriminasi. Menghargai perbedaan dan bersikap toleransi terhadap orang lain. Mengerti atau merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan dendam. Musyawarah untuk Mencapai Mufakat Musyawarah merupakan cara penyelesaian masalah secara kekeluargaan demi mencapai mufakat atau hasil keputusan yang disepakati bersama. Budaya bermusyawarah telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa Republic of indonesia kepada setiap generasi. Hal ini menjadikannya ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Di dalam kegiatan musyawarah dan mufakat terkandung semangat kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, serta menghargai pendapat orang lain. Musyawarah adalah cara yang ditempuh anggota BPUPKI ketika merumuskan Pancasila. Pada sidang BPUPKI, ketua memberikan kesempatan kepada peserta sidang untuk menyampaikan pendapatnya mengenai rumusan dasar negara. Saat itu, muncul tiga tokoh yang mengusulkan rumusan sila-sila dasar negara Republic of indonesia. Semua usulan tersebut dihargai dan ditampung kemudian dimusyawarahkan kembali untuk mencapai keputusan terbaik. Untuk itu, dibentuklah Panitia Sembilan yang salah satunya bertugas menyempurnakan beberapa usulan yang bersifat perorangan menjadi rumusan dasar negara yang disepakati bersama. Hasil kerja Panitia Sembilan mengenai dasar negara termuat dalam dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” yang disebut juga Piagam Jakarta. Setelah mengalami perubahan, dasar negara Pancasila disahkan PPKI. Demikianlah, setelah melewati proses musyawarah yang panjang, akhirnya rumusan dasar negara Pancasila dapat disepakati. Gambar Musyawarah Antarwarga Rela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan, atau dengan kemauan sendiri. Adapun berkorban berarti memiliki sesuatu yang dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri. Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Rela berkorban merupakan salah satu sikap yang melekat kuat pada ciri-ciri pahlawan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Oleh karena itu, kita harus menghargai jasa para pahlawan bangsa. Sekarang kita berada pada masa kemerdekaan. Kita tidak dituntut untuk memanggul senjata atau maju di medan peperangan. Akan tetapi, perlu disadari bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap menghadapi rongrongan dan ancaman yang membahayakan negara. Oleh karena itu, kita harus siap menghadapi segala bentuk rongrongan dan ancaman demi kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan republik Indonesia. Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga negara untuk mengabdi, memelihara, membela, serta melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan. Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air dan bangsa yang kuat. Para pendiri negara memiliki rasa cinta tanah air yang mendalam terhadap bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu, mereka membela tanah airnya sampai mengorbankan jiwa dan raganya. Sebagai seorang pelajar, kita dapat menunjukkan sikap cinta tanah air dengan cara berikut. Menjaga kelestarian lingkungan. Berbakti kepada nusa dan bangsa. Berbakti kepada orang tua. Bangga sebagai bangsa Indonesia. Mencintai produk-produk dalam negeri. Belajar dengan tekun agar kita dapat mengabdi dan membangun negara kita agar tidak ketinggalan dari bangsa lain. Gambar Belajar dengan Tekun Pantang Menyerah Komitmen Para Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya. Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki ciri-ciri komitmen pribadi sebagai berikut. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Republic of indonesia. Para pendiri negara dalam merumuskan dasar negara Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila berasal dari bangsa Republic of indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial adalah nilai-nilai yang berasal dan digali dari bangsa Indonesia. Selalu bersemangat dalam berjuang. Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia seperti Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta berkali-kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangan nya para pendiri negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Melakukan pengorbanan pribadi, dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara. Sebagai siswa dan generasi muda, tentu kalian juga harus memiliki komitmen dalam berbangsa dan bernegara. Komitmen berbangsa dan bernegara bagi generasi muda salah satunya dengan menerima Pancasila sebagai dasar negara yang dibentuk oleh para pendiri. Proses perumusan Pancasila yang dilakukan para tokoh menjadi pelajaran berharga bagi kita. Semua itu dilakukan dengan penuh nilai perjuangan dan diliputi dalam semangat kebersamaan serta memiliki komitmen yang sangat tinggi. Berikut beberapa bentuk komitmen para pendiri bangsa. Berbeda-beda tetapi satu cita-cita Usulan-usulan dalam sidang BPUPKI berbeda-beda. Anggota BPUPKI dibentuk dari berbagai daerah yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Bahkan ada pula anggota yang berasal dari keturunan Tionghoa, Arab, dan India. Perbedaan-perbedaan inilah yang menyebabkan adanya pendapat yang beragam. Akan tetapi, perbedaan yang ada tidak menghalangi mereka bekerja sama. Mereka mengabaikan perbedaan-perbedaan itu demi tercapainya tujuan. Sebab, semua anggota BPUPKI memiliki tujuan dan cita-cita yang sama. Tujuan dan cita-cita itu adalah kemerdekaan Republic of indonesia. Oleh karena itu, semua tenaga dan pikiran dicurahkan untuk meraih cita-cita mulia tersebut. Pada akhirnya, semua anggota BPUPKI yang berbeda-beda dapat bersatu mewujudkan Republic of indonesia merdeka. Tahukah kalian bunyi tulisan pada pita yang dicengkeram kaki burung Garuda Pancasila? Pada pita itu tertulis Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, meskipun berbeda-beda, kita adalah satu. Perbedaan-perbedaan yang ada bukan menjadi penghalang untuk bekerja sama, tolong-menolong, dan hidup rukun. Perbedaan-perbedaan itulah yang menjadikan kita perlu saling mengenal, menghormati, menolong, dan bekerja sama. Para pahlawan telah memberi contoh bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu. Semangat persatuan dan perjuangan itu harus ditiru dan teladani. Perbedaan-perbedaan di sekeliling kita bukanlah penghalang untuk bersatu. Kini kita telah merdeka dari penjajah. Ini bukan berarti kita tidak lagi memerlukan persatuan dan kesatuan. Nilai kebersamaan dalam perumusan Pancasila Pancasila tidak hanya dirumuskan oleh satu orang. Para tokoh, seperti Hurl Karno, Muh. Yamin, dan Soepomo, berusaha keras menyumbangkan buah pikiran mereka. Mereka bahu-membahu untuk merumuskan sebuah dasar negara yang kuat. Meski berbeda prinsip dan pendapat, mereka tidak menunjukkan sikap saling memusuhi. Bahkan, mereka saling memberikan masukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Semua itu dilakukan atas kesadaran untuk kepentingan bersama. Kepentingan tersebut yaitu demi tegaknya kedaulatan negara dan kokohnya dasar negara Republic of indonesia. Selain itu, dalam perumusan Pancasila juga melibatkan banyak pihak. Misalnya, Hurl Hatta yang mengusulkan perubahan bunyi kalimat dalam sila pertama. Usulan tersebut sesungguhnya juga merupakan masukan dari sebagian komponen bangsa yang tidak terlibat secara langsung dalam perumusan dasar negara. Hal itu menunjukkan bahwa semua elemen bangsa merasa senasib dan seperjuangan. Mereka pun turut menyumbangkan pemikiran. Mereka ikut berjuang dalam semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Terbukti pula bahwa Pancasila yang dirumuskan dalam semangat kebersamaan mampu bertahan sampai sekarang. Pancasila pun mampu menyatukan seluruh komponen bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nah, itulah nilai kebersamaan yang dapat kita teladani dalam perumusan Pancasila. Segala sesuatu yang dilakukan dalam semangat kebersamaan dan kekeluargaan tentu hasilnya akan lebih baik. Hasilnya pun akan dirasakan sebagai milik bersama sehingga terpelihara. Musyawarah sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Musyawarah adalah cara yang ditempuh anggota BPUPKI ketika merumuskan Pancasila. Dengan banyaknya perbedaan, pengambilan keputusan memang sulit dilakukan. Namun, para perumus Pancasila membuktikan bahwa mereka dapat bekerja sama. Padahal, mereka memiliki banyak perbedaan. Dengan kerja sama, sebuah keputusan bersama berupa Pancasila pun berhasil disepakati. Kerja sama tersebut terwujud dalam musyawarah. Kesediaan menghargai perbedaan merupakan salah satu kunci keberhasilan musyawarah. Tanpa adanya kesediaan ini, keputusan dalam musyawarah tidak akan tercapai. Menghargai perbedaan terletak pada kesediaan untuk menerima pendapat yang berbeda demi kepentingan yang lebih besar. Dalam perumusan Pancasila, hal ini terbukti penghapusan kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Namun dengan adanya kesediaan menghargai perbedaan, perdebatan tersebut tidak menjadi permusuhan. Dengan kesediaan menghargai perbedaan lahirlah keputusan untuk mengganti rangkaian kata tersebut. Akhirnya, para perumus memutuskan untuk mengubah kata-kata tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Toleransi masih berkaitan dengan menghargai perbedaan. Latar belakang yang berbeda dari para perumus dasar negara disatukan dalam wadah BPUPKI. Tentu saja perbedaan ini terbawa ke dalam sidang. Latar belakang yang berbeda pendapat yang muncul pun beragam. Perbedaan tersebut bahkan kadang saling bertentangan. Agar dapat melahirkan sebuah dasar negara yang kokoh, perbedaan ini tidak boleh menjadi penghambat. Di sinilah arti penting toleransi. Tanpa adanya toleransi, keputusan bersama tidak akan terwujud. Para pendiri negara dalam menyampaikan gagasannya mengenai rumusan dasar negara selalu diliputi nilai-nilai sebagai berikut. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jiwa dan semangat merdeka. Nasionalisme. Patriotisme. Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka. Pantang mundur dan tidak kenal menyerah. Persatuan dan kesatuan. Anti Penjajah dan penjajahan. Percaya kepada hari depan yang gemilang bagi bangsanya. Idealisme kejuangan yang tinggi. Berani, rela, dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa, dan negara. Kepahlawanan. Sepi ing pamrih rame ing gawe berkarya dengan penuh semangat dan tanpa pamrih pribadi. Setia kawan, senasib sepenanggungan, dan kebersamaan. Disiplin yang tinggi. Ulet dan tabah menghadapi segala macam, tantangan, hambatan, dan gangguan. Gambar Aktivitas Pramuka yang Membentuk sikap Disiplin & Toleran para Anggotanya Semangat dan komitmen para pendiri negara jangan dipandang sebagai sejarah perjuangan dimasa lampau melainkan harus diteladani dalam kehidupan sekarang ini. Semangat dan komitmen para pendiri negara bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun di lingkungan berbangsa dan bernegara. Beberapa contoh sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut. Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan keluarga sebagai berikut. Meringankan beban orang tua sesuai dengan kemampuan. Menghormati semua anggota keluarga. Mematuhi peraturan yang ada dalam kehidupan keluarga. Gambar Membantu Orang Tua Mencuci Piring Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan sekolah sebagai berikut. Menjalin kerja sama dengan teman di sekolah. Giat belajar untuk meraih prestasi. Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul. Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan masyarakat sebagai berikut. Mengikuti kegiatan di masyarakat. Peduli terhadap warga masyarakat lainnya. Berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dengan bersosialisasi. Gambar Kerjabakti Membersihkan Lingkungan Sekitar Lingkungan Berbangsa dan Bernegara Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan berbangsa dan bernegara sebagai berikut. Menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, atau golongan. Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Para pendiri negara merupakan contoh orang-orang yang memiliki semangat kuat dalam membuat perubahan. Mereka berjuang agar Indonesia menjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Kemerdekaan bangsa Indonesia adalah berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, kita harus senantiasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua yang tampak dari para tokoh dalam sidang perumusan dasar negara antara lain tentu saja semangat kebangsaan, toleransi beragama, ketelitian, dan sikap komunikatif. Mereka memiliki semangat juang yang sangat tinggi untuk mendirikan negara Indonesia merdeka. Hal ini tercermin dalam setiap penyelesaian masalah yang diselesaikan secara musyawarah mufakat. Sikap saling menghargai, tanpa pamrih, dan bekerja keras untuk menghasilkan karya terbaik bagi kebangsaan atau nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara dan bangsa nation state. Nasionalisme memiliki arti sempit dan luas. Dalam arti sempit, nasionalisme mengandung makna kecintaan atau perasaan kebangsaan yang berlebihan sehingga memandang rendah bangsa lain chauvinisme. Adapun nasionalisme dalam arti luas harus kita tingkatkan karena perasaan kebangsaan dan cinta tanah air ini tanpa memandang rendah bangsa lain, tetapi menempatkannya sederajat dengan bangsa sendiri. Semangat kebangsaan para pendiri negara tumbuh karena Mereka memiliki kesadaran bahwa bangsa kita memiliki kekayaan budaya yang tak kalah dari bangsa lain. Oleh karena itu, rumusan pandangan hidup yang mereka usulkan tidak berasal dari ide kebudayaan bangsa lain, sekalipun mereka memahami berbagai ide dari luar. Toleransi beragama terlihat ketika membahas dasar negara. Agama yang berkaitan dengan sila pertama menjadi pusat perhatian utama. Ketelitian, kearifan, dan kebijaksanaan para pendiri negara telah mengkristalisasikan kedua sumber, yaitu budaya dan agama dalam melahirkan Pancasila. Dengan demikian, nilai-nilai Pancasila memiliki unsur-unsur yang ada dalam kebudayaan, adat, dan agama-agama di komunikatif muncul pada saat pidato para tokoh yang dilanjutkan dengan menerima perubahan dan perbaikan atas kata-kata yang diusulkan. Ketelitian para tokoh dalam sidang perumusan Pancasila terlihat ketika sidang mengambil kesimpulan tidak menyepakati usul dasar negara dari Mr. Muhammad Yamin, para tokoh Islam, dan Ir. Soekarno. Sikap komunikatif juga terlihat saat ada perbedaan konsepsi antara golongan Islam dan kebangsaan dalam Panitia Sembilan. Namun, tetap menghasilkan kesepakatan Mukadimah berisi rumusan dasar negara. Para pendiri negara memiliki semangat dan komitmen berpikir dengan penuh pertimbangan untuk memperjuangkan kemerdekaan perumusan Pancasila telah memberikan pelajaran kepada kita betapa pentingnya memiliki komitmen terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Para pendiri negara telah memberikan contoh yang membuktikan semangat kebersamaan demi persatuan dan kesatuan bangsa berasal dari berbagai daerah di Indonesia tetapi tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa daripada kepentingan golongan. Demi persatuan dan keutuhan bangsa, mereka bersedia dan rela untuk tidak memaksakan kehendaknya. Misalnya, golongan Islam rela dengan perubahan sila pertama dalam Piagam Jakarta. Hal ini merupakan wujud pengorbanan dan semangat persatuan dari umat Islam. Kelompok mayoritas sangat memperhatikan kelompok minoritas. Perbedaan agama, suku bangsa, dan budaya tidak menjadi penghalang untuk bekerja sama membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada jiwa setiap pendiri negara telah tertanam komitmen terhadap patriotisme, yaitu cinta pada tanah air dan rela berkorban untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam semangat kebangsaan terkandung sifat nasionalisme dan patriotisme. Contoh sifat nasionalisme dan patriotisme adalah sebagai Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan dan tanpa pamrih dan bertanggung ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan, Rasa kebangsaan diperlukan dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi bangsa. Misalnya, masalah SARA, krisis keteladanan pemimpin, ketidaksempurnaan sistem ketatanegaraan, dan krisis kepercayaan masyarakat kepada para penyelenggara negara. Masalah yang tak henti-hentinya menuntut ketekunan dan pantang menyerah serta pengabdian yang dilandasi cinta tanah air dan komitmen para pendiri negara yang perlu kita hargai dan teladani dalam kehidupan saat ini di antaranya adalah sebagai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila. Misalnya, menghargai pendapat orang lain, menerima keputusan bersama, dan melaksanakan hasil keputusan dan kesatuan dalam pembahasan. Misalnya, ketika memperjuangkan hak asasi manusia, sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, dan memberi kesempatan dalam menyampaikan pendapat serta menghargai hak-hak orang tanah air Indonesia. Sikap ini dapat kita lanjutkan dengan cara mempelajari kebudayaan daerah, mencintai produk dalam negeri, dan berprestasi dengan mengharumkan nama kepentingan umum. Kita bisa meneladaninya dalam bentuk kerja bakti, berpartisipasi di lingkungan masyarakat, dan menyiapkan sarana belajar untuk kepentingan Kepahlawanan. Misalnya, membantu orang lain yang sedang alami kesulitan, berani menegur teman yang bersalah, dan melerai teman yang berselisih. / Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan